This is default featured slide 1 title

English Student Association

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 05 Juli 2013

A New President; A New ESA Presidency- Fight for Betterment (M.Faruq Ubaidillah) www.faruqubaidillah.wordpress.com

Born on August 6, 1993, this guy really serves as a good and reliable figure to his friends. He is capable of English both spoken and written. Now, let’s expose his educational backgrounds. He first attended an elementary school of Miftahul Hasanah, located in Gondosuli village, Probolinggo regency, East Java. Upon completion his elementary level in 2005, he then upgraded to higher level of education, that is junior college. He attended this school since he knew how fundamental knowledge would work and improved more. In this period, he gained myriad experiences both from his achievements and his organizational journeys. He was first delegated in lessons quiz contest by his school in Probolinggo. As a result, he broke into the fourth best student in it. Besides, he also took chance in The Student Organization (OSIS) as a secretary, it’s a reputable position. Having graduated from this junior college in three years with the best graduate point of all, he directly went to attend a public senior high school located in Paiton, SMAN 1 Paiton. In this school, he began to study more seriously though he faced profusely big problems related to his academic atmosphere. To tell the truth, he actually gained the first rank in the class. However, sitting on the first grade of his secondary level, he just placed the third rank in the class. Despite this decreasing quality, he was never desperate to attempt for betterment. As a result, he could reach the first rank in the second grade as well as third grade of his school. Even, he was one of the scholarship receivers in his school. In addition, he also began to revamp his school academic by asking assist to his English teacher to found an English student body covering all skills in English. As a result, he was then delegated to join several English competitions both regional and non-regional such as debate tournament, speech contest and English Olympiad. Some achievements were grasped by him. For instance, the first best speaker of Polytechnic English Debate of Jember 2010. Second, he got the first winner of English speech contest held public library of Kraksaan. Some other achievements are also needed to see in the next figure description of him, heeeeee. Therefore, no wonder if he is now popular in national and regional eyes.

Senin, 01 Juli 2013

Prof. Dra. Hj. Utami Widiati, M.A., Ph. D (An Invited Speaker at ESA's English Seminar in 2012)

Utami Widiati, M.A., Ph.D. lahir di Malang, 13 Agustus 1965. Pendidikan S1 bidang Pendidikan Bahasa Inggris diselesaikan di IKIP Malang (1989). Pendidikan Master bidang Basic Education in Language ditempuh di University of London, UK (1996) dan pendidikan Doktor bidang TESOL di Monash University, Australia (2004).
Utami Widiati adalah pakar bidang Pengajaran Bahasa Inggris (TEFL), Pendidikan Dasar, dan Pengajaran Ketrampilan Berbahasa (skill courses). Karya penelitian yang dihasilkan antara lain Pemetaan Topik dan Rencana Pengembangan Program Penulisan Skripsi Lima Tahunan di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FS-UM (Imbal Swadana, 2006), Pengembangan Profil Jurusan Sastra Inggris sebagai Sarana Evaluasi Diri dan Promosi (Imbal Swadana, 2007), dan Pola Pemanfaatan Self-Access Center untuk Meningkatkan Kompetensi Bahasa Inggris Mahasiswa secara Mandiri (DP3M, 2007).
Karya ilmiah yang dipublikasikan antara lain English for Young Learners: Module 8: Reading dan Writing (Univ. Terbuka, 2005), The Teaching of EFL Reading in the Indonesian Context: The State of the Art (ditulis bersama Bambang Yudi Cahyono, TEFLIN Journal, 2006), The Teaching of EFL Grammar in the Indonesian Context: The State of the Art (ditulis bersama Bambang Yudi Cahyono, Jurnal CELT, 2006), Challenges and Possibilities in Integration of the Internet in English Language Techaer Education (ditulis bersama Bambang Yudi Cahyono, Internet and the English Language Classroom, 2007).
Makalah yang dibentangkan dalam pelatihan/seminar di antaranya Pelatihan CTL-KBK Bahasa Inggris untuk Sekolah Standar Nasional (untuk berbagai Region dan Angkatan di Indonesia, 2005), Lokakarya Making the Most of Monologue Texts in the Teaching of English (Malang, 2005), Pelatihan Penyusunan Alat Penilaian Akhir Jenjang (SMP) Bidang Studi Bahasa Inggris (kerjasama MPK Jatim dan UPPL UM, 2006), Pelatihan Pemantapan CTL (untuk berbagai Region di Indonesia, Direktorat Pembinaan SMP, 2006), Workshop Regional bagi Guru: Motivating Approaches in Language Teaching, (Malang, 2007), The 55th TEFLIN International Conference on Human Resources Development in English Language Teaching (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), Semnas The Implementation of Genre-Based Approach in Teaching English through Joyful Learning (UNESA, 2008), dan Masalah Pembelajaran Bahasa, Seni dan IPS, Beserta Solusinya (Semloknas PTK, Malang, 2008).
Saat ini Utami Widiati adalah staf pengajar tetap pada Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang dan sedang menjabat Ketua Jurusan Sastra Inggris, FS-UM (2006 – 2010). Beberapa matakuliah yang diampu antara lain Second Language Acquisition, Methods of TEFLI, the Teaching of Writing, Writing I-III, English Grammar I-III, dan Statistik

ESA's debaters break into Semi Final of Malang Newbies Debate Competition 2012

Tim debat Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris ESA FKIP UNISMA 29 Juanuari 2012 lalu berhasil masuk final dalam lomba Debate antar mahasiswa yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang. Tim yang beranggotakan mahasiswa semester 1 jurusan bahasa inggris ini terdiri dari Ulfatul Azizah, Laili Nurul Hidaya, dan Hidayat. Mereka berhasil menyisihkan 20 tim debat dari peguruan tinggi lain baik negeri maupun swasta. Puncaknya, mereka menjadi satu-satunya tim dari perguruan tinggi swasta yang berhasil lolos ke babak final, meskipun mereka harus puas menjadi Juara Harapan. Dibabak final mereka berhasil meduduki posisi ke-3 dibawah Universitas Brawijaya A, B, dan C. Prestasi ini cukup membanggakan, mengingat mereka masih semester 1 akan tetapi sudah bisa membuktikan kualitas intelektualnya. Ke depannya tim debat ini akan dipersiapkan lebih matang lagi agar bisa berprestasi dalam event yang lebih bergengsi. Mereka menamakan diri tim Debate of English Student Association (DESA).

Professor Termuda Amerika Serikat Berasal dari Indonesia- Prof. Nelson Tansu, Ph. D

Prof. Nelson Tansu, Ph.D dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, tanggal 20 Oktober 1977. Dia adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Kedua orang tua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan. Mereka adalah lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio State University (OSU). Tampak jelas bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan. Ia adalah lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan pada tahun 1995 dan juga menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI).


Setelah menamatkan SMA, ia memperoleh beasiswa dari Bohn’s Scholarships untuk kuliah di jurusan matematika terapan, teknik elektro, dan fisika di Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat. Tawaran ini diperolehnya karena ia menjadi salah satu finalis TOFI. Ia berhasil meraih gelar bachelor of science kurang dari tiga tahun dengan predikat summa cum laude. Setelah menyelesaikan program S-1 pada tahun 1998, ia mendapat banyak tawaran beasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat. Walaupun demikian, ia memilih tetap kuliah di Universitas Wisconsin dan meraih gelar doktor di bidang electrical engineering pada bulan Mei 2003.

Selama menyelesaikan program doktor, Prof. Nelson memperoleh berbagai prestasi gemilang di antaranya adalah WARF Graduate University Fellowships dan Graduate Dissertator Travel Funding Award. Penelitan doktornya di bidang photonics, optoelectronics, dan semiconductor nanostructires juga meraih penghargaan tertinggi di departemennya, yakni The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award.

Setelah memperoleh gelar doktor, Nelson mendapat tawaran menjadi asisten profesor dari berbagai universitas ternama di Amerika Serikat. Akhirnya pada awal tahun 2003, ketika masih berusia 25 tahun, ia menjadi asisten profesor di bidang electrical and computer engineering, Lehigh University. Lehigh University merupakan sebuah universitas papan atas di bidang teknik dan fisika di kawasan East Coast, Amerika Serikat.

Saat ini Prof. Nelson menjadi profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania dan mengajar para mahasiswa di tingkat master (S-2), doktor (S-3) dan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer. Lebih dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya telah dipublikasikan di berbagai konferensi dan jurnal ilmiah internasional. Ia juga sering diundang menjadi pembicara utama di berbagai seminar, konferensi dan pertemuan intelektual, baik di berbagai kota di AS dan luar AS seperti Kanada, Eropa dan Asia. Prof Nelson telah memperoleh 11 penghargaan dan tiga hak paten atas penemuan risetnya. Ada tiga penemuan ilmiahnya yang telah dipatenkan di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers.

Ketika masih di Sekolah Dasar, Prof. Nelson gemar membaca biografi para fisikawan ternama. Ia sangat mengagumi prestasi para fisikawan tersebut karena banyak fisikawan yang telah meraih gelar doktor, menjadi profesor dan bahkan ada beberapa fisikawan yang berhasil menemukan teori (eyang Einstein) ketika masih berusia muda. Karena membaca riwayat hidup para fisikawan tersebut, sejak masih Sekolah Dasar, Prof. Nelson sudah mempunyai cita-cita ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat.

Walaupun saat ini tinggal di Amerika Serikat dan masih menggunakan passport Indonesia, Prof. Nelson berjanji kembali ke Indonesia jika Pemerintah Indonesia sangat membutuhkannya.

Dia sering diundang menjadi pembicara utama dan penceramah di berbagai seminar. Paling sering terutama menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan intelektual, konferensi, dan seminar di Washington DC. Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS. Bahkan, dia sering pergi ke mancanegara seperti Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia.

Yang mengagumkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan
di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers. Di tengah kesibukannya melakukan riset-riset lainnya, dua buku Nelson sedang dalam proses penerbitan. Bukan main!!

Kedua buku tersebut merupakan buku teks (buku wajib pegangan, Red) bagi mahasiswa S-1 di Negeri Paman Sam.

Karena itu, Indonesia layak bangga atas prestasi anak bangsa di negeri rantau tersebut. Lajang kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu sampai sekarang masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Kendati belum satu dekade di AS, prestasinya sudah segudang. Ke mana pun dirinya pergi, setiap ditanya orang, Nelson selalu mengenalkan diri sebagai orang Indonesia. Sikap Nelson itu sangat membanggakan di tengah banyak tokoh kita yang malu mengakui Indonesia sebagai tanah kelahirannya.

"Saya sangat cinta tanah kelahiran saya. Dan, saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk Indonesia," katanya, serius.

Di Negeri Paman Sam, kecintaan Nelson terhadap negerinya yang dicap sebagai terkorup di Asia tersebut dikonkretkan dengan memperlihatkan ketekunan serta prestasi kerjanya sebagai anak bangsa. Saat berbicara soal Indonesia, mimic pemuda itu terlihat sungguh-sungguh dan jauh dari basa-basi.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan merupakan bangsa yang
mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Tentu saja jika bangsa kita terus bekerja keras," kata Nelson menjawab koran ini.

Anak muda itu memang enak diajak mengobrol. Idealismenya berkobar-kobar dan penuh semangat. Layaknya profesor Amerika, sosok Nelson sangat bersahaja dan bahkan suka merendah. Busana kesehariannya juga tak aneh-aneh, yakni mengenakan kemeja berkerah dan pantalon.

Sekilas, dia terkesan pendiam. Pengetahuan dan bobotnya sering tersembunyi di balik penampilannya yang seperti tak suka bicara. Tapi, ketika dia mengajar atau berbicara di konferensi para intelektual, jati diri akademisi Nelson tampak. Lingkungan akademisi, riset, dan kampus memang menjadi dunianya. Dia selalu peduli pada kepentingan serta dahaga pengetahuan para mahasiswanya di kampus.

Ada yang menarik di sini. Karena tampangnya yang sangat belia, tak sedikit insan kampus yang menganggapnya sebagai mahasiswa S-1 atau program master. Dia dikira sebagai mahasiswa umumnya. Namun, bagi yang mengenalnya, terutama kalangan universitas atau jurusannya mengajar, begitu bertemu dirinya, mereka selalu menyapanya hormat: Prof Tansu.

"Di semester Fall 2003, saya mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang physics and applications of photonics crystals. Di semester Spring 2004, sekarang, saya mengajar kelas untuk mahasiswa senior dan master tentang semiconductor device physics. Begitulah," ungkap Nelson menjawab soal kegiatan mengajarnya. September hingga Desember atau semester Fall 2004, jadwal mengajar Nelson sudah menanti lagi. Selama semester itu, dia akan mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang applied quantum mechanics for semiconductor nanotechnology.

Nano
Technology

"Selain mengajar kelas-kelas di universitas, saya membimbing beberapa mahasiswa PhD dan post-doctoral research fellow di Lehigh University ini," jelasnya saat ditanya mengenai kesibukan lainnya di kampus.

Nelson termasuk individu yang sukses menggapai mimpi Amerika (American dream). Banyak imigran dan perantau yang mengadu nasib di negeri itu dengan segala persaingannya yang superketat. Di Negeri Paman Sam tersebut,ada cerita sukses seperti aktor yang kini menjadi Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang sebenarnya adalah imigran asal Austria. Kemudian, dalam Kabinet George Walker Bush sekarang juga ada imigrannya, yakni Menteri Tenaga Kerja Elaine L. Chao. Imigran asal Taipei tersebut merupakan wanita pertama Asian-American yang menjadi menteri selama sejarah AS.

Negara Superpower tersebut juga sangat baik menempa bakat serta intelektual Nelson. Lulusan SMA Sutomo 1 Medan itu tiba di AS pada Juli 1995. Di sana, dia menamatkan seluruh pendidikannya mulai S-1 hingga S-3 di University of Wisconsin di Madison. Nelson menyelesaikan pendidikan S-1 di bidang applied mathematics, electrical engineering, and physics. Sedangkan untuk PhD, dia mengambil bidang electrical engineering.

Dari seluruh perjalanan hidup dan karirnya, Nelson mengaku bahwa semua suksesnya itu tak lepas dari dukungan keluarganya. Saat ditanya mengenai siapa yang paling berpengaruh, dia cepat menyebut kedua orang tuanya dan kakeknya. "Mereka menanamkan mengenai pentingnya pendidikan sejak saya masih kecil sekali," ujarnya.

Ada kisah menarik di situ. Ketika masih sekolah dasar, kedua orang tuanya sering membanding-bandingkan Nelson dengan beberapa sepupunya yang sudah doktor. Perbandingan tersebut sebenarnya kurang pas. Sebab, para sepupu Nelson itu jauh di atas usianya. Ada yang 20 tahun lebih tua. Tapi, Nelson kecil menganggapnya serius dan bertekad keras mengimbangi sekaligus melampauinya. Waktu akhirnya menjawab imipian Nelson tersebut.

"Jadi, terima kasih buat kedua orang tua saya. Saya memang orang yang suka dengan banyak tantangan. Kita jadi terpacu, gitu," ungkapnya.

Nelson mengaku, mendiang kakeknya dulu juga ikut memicu semangat serta disiplin belajarnya. "Almarhum kakek saya itu orang yang sangat baik, namun agak keras. Tetapi, karena kerasnya, saya malah menjadi lebih tekun dan berusaha sesempurna mungkin mencapai standar tertinggi dalam melakukan sesuatu," jelasnya.

Sisihkan 300 Doktor AS, tapi Tetap Rendah Hati Nelson Tansu menjadi fisikawan ternama di Amerika. Tapi, hanya sedikit yang tahu bahwa profesor belia itu berasal dari Indonesia. Di sejumlah kesempatan, banyak yang menganggap Nelson ada hubungan famili dengan mantan
PM Turki Tansu Ciller. Benarkah?

NAMA Nelson Tansu memang cukup unik. Sekilas, sama sekali nama itu tidak mengindikasikan identitas etnis, ras, atau asal negeri tertentu. Karena itu, di Negeri Paman Sam, banyak yang keliru membaca, mengetahui, atau berkenalan dengan profesor belia tersebut.

Malah ada yang menduga bahwa dia adalah orang Turki. Dugaan itu muncul jika dikaitkan dengan hubungan famili Tansu Ciller, mantan perdana menteri (PM) Turki. Beberapa netters malah tidak segan-segan mencantumkan nama dan kiprah Nelson ke dalam website Turki. Seolah-olah mereka yakin betul bahwa fisikawan belia yang mulai berkibar di lingkaran akademisi AS itu memang berasal dari negerinya Kemal Ataturk.

Ada pula yang mengira bahwa Nelson adalah orang Asia Timur, tepatnya Jepang atau Tiongkok. Yang lebih seru, beberapa universitas di Jepang malah terang-terangan melamar Nelson dan meminta dia "kembali" mengajar di Jepang.
Seakan-akan Nelson memang orang sana dan pernah mengajar di Negeri Sakura itu.

Dilihat dari nama, wajar jika kekeliruan itu terjadi. Begitu juga wajah Nelson yang seperti orang Jepang. Lebih-lebih di Amerika banyak professor yang keturunan atau berasal dari Asia Timur dan jarang-jarang memang asal Indonesia. Nelson pun hanya senyum-senyum atas segala kekeliruan terhadap dirinya.

"Biasanya saya langsung mengoreksi. Saya jelaskan ke mereka bahwa saya asli Indonesia. Mereka memang agak terkejut sih karena memang mungkin jarang ada profesor asal aslinya dari Indonesia,"jelas Nelson.

Tansu sendiri sesungguhnya bukan marga kalangan Tionghoa. Memang, nenek moyang Nelson dulu Hokkien, dan marganya adalah Tan. Tapi, ketika
lahir, Nelson sudah diberi nama belakang "Tansu", sebagaimana ayahnya, Iskandar Tansu.

"Saya suka dengan nama Tansu, kok,"kata Nelson dengan nada bangga.

Nelson adalah pemuda mandiri. Semangatnya tinggi, tekun, visioner, dan selalu mematok standar tertinggi dalam kiprah riset dan dunia akademisinya. Orang tua Nelson hanya membiayai hingga tingkat S-1. Selebihnya? Berkat keringat dan prestasi Nelson sendiri. Kuliah tingkat doktor hingga segala keperluan kuliah dan kehidupannya ditanggung lewat beasiswa universitas.

"Beasiswa yang saya peroleh sudah lebih dari cukup untuk membiayai semua kuliah dan kebutuhan di universitas," katanya.

Orang seperti Nelson dengan prestasi akademik tertinggi memang tak sulit memenangi berbagai beasiswa. Jika dihitung-hitung, lusinan penghargaan dan anugerah beasiswa yang pernah dia raih selama ini di AS.

Menjadi profesor di Negeri Paman Sam memang sudah menjadi cita-cita dia sejak lama. Walau demikian, posisi assistant professor (profesor muda, Red) tak pernah terbayangkannya bisa diraih pada usia 25 tahun. Coba bandingkan dengan lingkungan keluarga atau masyarakat di Indonesia, umumnya apa yang didapat pemuda 25 tahun?

Bahkan, di AS yang negeri supermaju pun reputasi Nelson bukan fenomena umum. Bayangkan, pada usia semuda itu, dia menyandang status guru besar. Sehari-hari dia mengajar program master, doktor, dan bahkan post doctoral. Yang prestisius bagi seorang ilmuwan, ada tiga riset Nelson yang dipatenkan di AS. Kemudian, dua buku teksnya untuk mahasiswa S-1 dalam proses penerbitan.

Tapi, bukan Nelson Tansu namanya jika tidak santun dan merendah. Cita-citanya mulia sekali. Dia akan tetap melakukan riset-riset yang hasilnya bermanfaat buat kemanusian dan dunia. Sebagai profesor di AS, dia seperti meniti jalan suci mewujudkan idealisme tersebut.

Ketika mendengar pengakuan cita-cita sejatinya, siapa pun pasti akan terperanjat. Cukup fenomenal. "Sejak SD kelas 3 atau kelas 4 di Medan, saya selalu ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat. Ini benar-benar saya cita-citakan sejak kecil," ujarnya dengan mimic serius.

Tapi, orang bakal mahfum jika melihat sejarah hidupnya. Ketika usia SD, Nelson kecil gemar membaca biografi para ilmuwan-fisikawan AS dan Eropa. Selain Albert Einstein yang menjadi pujaannya, nama-nama besar seperti Werner Heisenberg, Richard Feynman, dan Murray Gell-Mann ternyata Sudah diakrabi Nelson cilik.

"Mereka hebat. Dari bacaan tersebut, saya benar-benar terkejut, tergugah dengan prestasi para fisikawan luar biasa itu. Ada yang usianya muda sekali ketika meraih PhD, jadi profesor, dan ada pula yang berhasil menemukan teori yang luar biasa. Mereka masih muda ketika itu," jelas Nelson penuh kagum.

Nelson jadi profesor muda di Lehigh University sejak awal 2003. Untuk bidang teknik dan fisika, universitas itu termasuk unggulan dan papan atas di kawasan East Coast, Negeri Paman Sam. Untuk menjadi profesor di Lehigh, Nelson terlebih dahulu menyisihkan 300 doktor yang resume (CV)-nya juga hebat-hebat.

Sejarah Singkat IKAMABSII IKATAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INGGRIS SE-INDONESIA (IKAMABSII)

Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris se-Indonesia (IKAMABSII) adalah sebuah organisasi yang mewadahi seluruh mahasiswa jurusan Pendidikan, Bahasa, dan sastra Inggris se-Indonesia. Organisasi ini telah berusia sekitar 17 tahun dan dalam kurung waktu tersebut telah pernah terjadi duakali perubahan nama sebelum ahirnya menjadi IKAMABSII. Berikut adalah sejarah perjalanan singkat organisasi IKAMABSII.
Sejak tahun 1988 telah disadari perlunya komunikasi antara mahasiswa jurusan sastra inggris se-Indonesia. Untuk itu atas inisiatif sejumlah perguruan tinggi maka diadakanlah pertemuan rutin antara mahasiswa jurusan sastra Inggris se-Indonesia dengan tujuan untuk mempererat hubungan persaudaraan/silaturrahmi dan saling tukar menukar informasi antara mahasiswa jurusan sastra Inggris se-Indonesia dari daerah dan perguruan tinggi yang berbeda beda, disamping untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan seiring dengan perkembangan bangsa.
Pertemuan ini selanjutnya disebut temu kerja komperative (TKK) mahasiswa jurusan sastra Inggris se-Indonesia yang akan menjadi cikal bakal terbentuknya HIMABSII. Temu kerja komperative diadakan sekali dalam dua tahun dengan rangkaian acara seminar dan diskusi mengenai hal hal yang berkaitan dengan sastra Inggris secara umum. Pada tanggal 21-27 mei 1993, dalam TKK IV mahasiswa jurusan sastera Inggris se-Indonesia di universitas Hasanudin Ujung pandang, ide pembentukan sebuah organisasi mahasiswa jurusan sastra Ianggris se-Indonesia semakin mengkristal.
Pada temu kerja komperative IV tersebut disepakati beberapa hal yang penting yaitu pembentukan Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris se-Indonesia (HIMSII), penetapan AD/ART HIMSII dan menunjuk Himpunan mahasiswa jurusan sastra Inggris Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai penyelenggara musyawarah nasional I HIMSII di Medan. Sesuai dengan anggaran dasar HIMSII, organisasi ini merupakan wadah tukar menukar informasi dan mempersatukan pandangan dalam pengembangan ilmu. Sedangkan anggota HIMSII pada waktu itu dibatasi pada jurusan sastra Inggris saja.
Pada tanggal 1-8 Mei 1995 dilaksanakan musyawarah nasional I HIMSII di USU Medan. Pada musyawarah Nasional I ini disepakati bersama pendirian HIMSII pada tanggal 24 Mei 1993 di Ujung Pandang dan disahkan pada tanggal 4 Mei 1995.
Kelahiran ini merupakan wujud pernyataan tulus ikhlas mahasiswa jurusan sastra Inggris untuk menyatukan gerak dan langkah bersama demi tercapainya cita cita perjuangan bangsa Indonesia. Sebagai satu satunya wadah pemersatu mahasiswa jurusan sastra Inggris se-Indonesia, HIMSII berusaha menghimpun segenap potensi mahasiwa jurusan sastara inggris dan potensi mahasiswa secara umum. Sebagai wadah organisasi dan komunikasi serta pengembangan mahasiswa maka HIMSII melaksanakan kaderisasi, penyerap dan penyalur aspirasi serta pengembangan sikap dan watak mahasiswa jurusan sastra inggris se-Indonesia yang mengacu pada peningkatan fisik, moral, dan intelektual yang berorientasi pada pembangunan nasional. Oleh karena itu, dalam kepengurusan HIMSII yang dibatasi selama dua tahun untuk satu periode kepengurusan, program-program dwi tahunannya tidak dapat melepaskan diri dari masalah-masalah kemahasiswaan secara nasional maupun yang berlandaskan GBHO HIMSII.
Musyawarah Nasional pada waktu itu dihadiri utusan-utusan dari 11 perguruan tinggi se-Indonesia Universitas Gajah Mada (UGM), UNS, Universitas Indonesia (UI), UNAND, Universitas Sumatra Utara (USU), Universitas Bung Hatta (UBH), UNIKA, ST.THOMAS, UNHAS, UNDID, dan Universitas DARMA AGUNG.

Pada saat itu dipilih badan pimpinan HIMSII periode 1995-1997 dengan susunan sebagai berikut:
Ketua Umum : Agus Dwi Priyatno (UNS)
Sekertaris Umum : Ari Susanti
Bendahara Umum : Faisal (UNS)
Dan pengurus lainya di tetapkan oleh ketua umum yang terpilih.

Pada tanggal 26 Februari - 3 Maret 1997 dilaksanakan Musyawarah Nasional II HIMSII di UGM Yogyakarta yang mana dihadiri 15 utusan perguruan tinggi se-Indonesia. Adapun pengurus badan pimpinan nasional HIMSII periode 1997-1999 sebagai berikut :
Ketua Umum : Putra Dewangga (UNAND)
Sekertaris Umum : Amady (UNAND)
Wakil Sekertaris Umum : Sandar Nahdar (UNAND)
Bendahara Umum : Tommy (UNS)

Pada tanggal 24-26 Oktober 1999 diadakan Musyawarah Nasinal III HIMSII yang diadakan di Universitas Bung Hatta (UBH). Munas III HIMSII ini dihadiri sejumlah utusan dari 17 perguruan tinggi se-Indonesia. Pada waktu itulah terjadi perombakan besar pada Organisasi ini. Perubahan yang pertama yaitu masuknya FKIP jurusan Bahasa Inggris kedalam HIMSII sehingga otomatis nama HIMSII berubah menjadi HIMABSII ( Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris se-Indonesia).
Pada Munas III ini terbentuk kepengurusan baru dengan struktur sebagai berikut :
Ketua Umum : Citra Ayu (Uiversitas Bung Hatta)
Sekertaris Umum : Dedy Kurniawam (UNAND)
Bendahara Umum : Bakri Yusuf (Uiversitas Bung Hatta)

Pada tanggal 10-14 September 2001 diadakan Musyawarah Nasional IV HIMABSII (Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris se-Indonesia) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adapun susunan pengurus HIMABSII periode ini sebagai berikut :
Ketua Umum : Fima Rosyidah (UNY)
Sekertaris Umum : Bambang Teja Basuki (UNY)
Sekertaris I : Oktarianti ( UGM)
Bendahara Umum : Alloysius Ditto (USD)
Kord. Pengembangan Organisas : Bonivasius DP (USD)
Kord. Kajian dan Informasi : Indrastuti (UNAIR)
Kord. Pengabdian Masyarakat : Eri Kurniawan (UPI)
Kord. Pendanaan Organisai : Lis Rohlia (UAD)

Pada tanggal 15-17 September 2003 diadakan MUNAS V HIMABSII di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Pada penyelenggaraan MUNAS kali ini dihadiri sekitar 16 Universitas dan peserta 40 orang. Universitas yang hadir ialah (UPI, USD, UNAIR, UAD, USU, STKIP BALE Bandung, UNP, UMSU, UNY, UMD, UKI, UNDIP, UNEJ, UIN, UGM, UNPAS).
Adapun susunan pengurus HIMABSII periode kali ini sebagai berikut :
Ketua : Jaka Pratama (UPI)
Sekertaris : Nurul Anwar (UIN)
Bendahara : Wilan Nurhayati (STKIP Bale Bandung)
Kadiv Kesekertariatan : Arie Firmansyah (UPI)
Kadiv DPO : Dedan Rahmat Hidayat (UPI)
Kadiv Dana & Usaha : Zulkifli (USU)
Kadiv Komunikasi : Andika Priadi Putra (USD)
Pada priode pengurusan HIMABSII 2003-2005 diadakan MUSKERNAS yang dihadiri 22 Universitas yaitu (UBH, ULK, UNB, UMB, UJ, UBN, UI, UPI, UIN, USWTS, UTY, UNY, UGM, USD, UNAIR, UWP, UNBRAW, UIJ, UNEJ, UM, UMI, dan IAIN Ujung Pandang).
Pada periode kali ini untuk kali pertama disepakati adanya partner DPP (Dewan pimpinan Pusat) yakni DPN (Dewan Pengawas Nasional) yakni seperti MPR yang membahas undang-undang dan mengawasi kinerja dari Dewan Pimpinan Pusat. Dan untuk pertama kalinya DPN (Dewan Pengawas Nasional) Terpilihnya saudara Jaswadi dari Universitas Jember Jawa timur.
Pada tanggal 24-26 September 2005 diadakan MUNAS VI HIMABSII (Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Ingris se-Indonesia) di Universitas Jember Jawa Timur. Pada MUNAS kali ini dihadiri sekitar 55 delegasi dari berbagai Universitas se-Indonesia.
Adapun susunan pengurus HIMABSII periode kali ini ialah sebagai berikut:
Ketua Umum : Widi Nazmuddin(UNJ)
Seketaris Umum : Avry Mirya Wahidya
Bendaharar Umum : Juwariah
KA.Div.Pengembangan Keuangan : Asep Gunawan
KA.Div.Informasi dan Komunikasi : Supriadi
KA.Div.Pengembangan Organisasi : Umar Chandi
KA.Div.Kajian dan Pengabdian Masyarakat: Rina Wahyuni
Pada periode ini juga dipilih Dewan Pengawas Nasional yakni yang diketuai oleh saudara Yusradi Usman yang berasal dari Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Pada tanggal 6-9 September 2007 diadakan MUNAS VII HIMABSII (Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Inggris se Indonesia) di Universitas Tadulako Palu Sulawesi Tengah. Pada Munas kali ini dihadiri sekitar 38 delegasi dari berbagai Universitas seluruh Indonesia. Dan pada MUNAS ini terpilih saudara Adli Azhari Rokan(USU) sebagai ketua umum dewan pimpinan pusat dan saudara Tazakka Singgih (UNJ) sebagai ketua umum Dewan Pengawas Nasional, dan untuk susunan lengkap pengurusan ini akan disahkan pada MUSKERNAS Maret 2008.

Pada tanggal 6-8 April 2010 diadakan Musyawarah Nasinal VIII HIMABSII yang diadakan di Universitas Islam Kalimantan (UNISKA). Munas VIII HIMABSII ini dihadiri sejumlah utusan dari 14 perguruan tinggi se-Indonesia yaitu : UIN Malang, UIA Jakarta, UB Tarakan, UNINUS Bandung, UNDIP Semarang, UNTUD Palu, UNIKARTA Tenggarong, UWIGAMA Samarinda, UNMUL Samarinda, UNISKA Banjarmasin, UNLAM Kalsel, STKIP PGRI Kalsel, STIBA Kalsel, dan IAIN Antasari Kalsel.

Pada waktu itulah terjadi perubahan nama pada organisasi ini sesuai keputusan DIKTI yaitu organisasi yang bersekala nasional harus menggunakan nama Ikatan tidak boleh Himpunan. Sehingga otomatis nama HIMABSII berubah menjadi IKAMABSII (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris se-Indonesia). Dan Munas pun yang tadinya di adakan dua tahun sekali menjadi satu tahun sekali.
Adapun susunan pengurus IKAMABSII periode kali ini sebagai berikut:
Ketua Umum : Mohamad Feri (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
Seketaris Umum : Fakhrunnisa P (UIA Jakarta)
Bendaharar Umum : Suryani (Univ. Borneo Tarakan)

KA.Div.Pengembangan Keuangan : Merry Chemestriana (UNISKA Banjarmasin)
Anggota : Abdul Razak (Univ. Borneo)

KA.Div.Informasi dan Komunikasi : Nurdin Syidik (Uninus Bandung)
Anggota : Faizal Fajar (Undip Semarang), Muhammad Hamka (Untud Palu)

KA.Div.Pengembangan Organisasi : Otniel Lambe A (Undip Semarang)
Anggota : Rachel Wagosina (UWIGAMA Samarinda), Abdul Rais Tamrin (UNMUL Samarinda), Nina Yanti (UNISKA Banjarmasin), Ainul Wafiq (UIN Maulana Malik Ibrahim)

KA.Div. P3M : Rifka Pratama (Undip Semarang)
Anggota : Indrawan (Unikarta Tenggarong), Nurjanah Kusuma Yanti (Unikarta Tenggarong)
Pada periode ini juga dipilih Dewan Pengawas Nasional yakni yang diketuai oleh saudara Jems yang berasal dari Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) Kalimantan Selatan.

ESA's members has joined National Musabaqoh Tilawatil Quran at Universitas Andalah, Padang, Sumatera Utara

(www.dikti.go.id) Sebanyak 1.416 kafilah dari 127 PTN dan PTS di Indonesia akan berlomba di 12 cabang perlombaan yang dinilai oleh 88 orang dewan hakim yang dipusatkan di kampus Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Negeri Padang (UNP). MTQ Mahasiswa yang merupakan ajang 2 tahunan dari Ditjen Pendidikan Tinggi ini dibuka Mendikbud M. Nuh di GOR H Agus Salim. Pem­bukaan ber­lang­sung spektakuler dengan menam­pilkan 1.500 penari plus pesta kembang api, yang mampu menghibur kafilah bersama ofisial, pimpinan perguruan tinggi (PT) dan masyarakat yang menyaksikan pembukaan.
M. Nuh pada kesempatan itu mengatakan peserta MTQ ini meru­pakan orang-orang yang beruntung. Betapa tidak, tidak semua orang dikaruniai rasa kecintaan pada Al Quran. “Tidak semua orang bisa menjadi orang Indonesia. Tidak semua orang Indonesia bisa menjadi mahasiswa, dan tidak semua mahasiswa me­miliki rasa kecintaan pada Al Quran”.
Mahasiswa harus mempersiapkan diri menaikkan dan menegakkan bendera rahmatan lil ’alamin di Indonesia. Di Indonesia, semua agama dilindungi. Ti­dak bernama Indonesia jika tidak ada Islam, Kristen, Hin­du, Budha dan Konghucu. Begitu pula dengan Sabang hingga Merauke. “Jika itu tidak ada, maka tidak akan bernama Indonesia,” ujar M Nuh.
Mendikbud M. Nuh berharap MTQ Mahasiswa Nasional XIII ini mampu meningkatkan dan memperkuat antarkelembagaan mahasiswa dan perguruan tinggi di Indonesia. Dari kelembagaan kuat itu, akan ditemukan cara bagaimana menumbuhkan kecintaan pada Al Quran. Setelah kecintaan ada, terus-meneruslah mempelajari dan memahami makna terkandung di dalamnya. Berikutnya, mengamalkan dan menerapkan nilai-nilai Al Quran dalam kehidupan sehari. Dengan memahami prinsip-prinsip itu, Indonesia akan jaya.  “Dan mahasiswa yang memegang kunci kejayaan itu”. Pembukaan dihadiri oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wakil Gubernur Muslim Kasim, Ketua DPRD Sumbar Yultekhnil, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda), dan kepala daerah kabupaten/kota se Sumbar.
Pembukaan MTQ diawali devile masing-masing kafilah, dilanjutkan penampilkan 1.500 penari, serta pemukulan bedug oleh M Nuh dan pejabat teras nasional dan lokal. Tak lama berselang, percikan ribuan kembang api menyala di langit Kota Padang.
Lokasi penginapan kafilah dan ofisial ditempatkan di asrama Unand Limaumanih dan asrama haji Parupuk Tabing.  Unand menampung 517 kafilah dan ofisial, selebihnya ditempatkan di asrama haji Parupuk Tabing. Pembagian sesuai tempat pelaksanaan lomba dan jumlah kafilah. Sebagaimana MTQ sebelumnya, di dalam kegiatan MTQ kali ini juga diadakan Sarasehan Pimpinan Bidang Kemahasiswaan yang merupakan pertemuan non formal yang membahas hal-hal penting di dalam penyelenggaraan termasuk penentuan calon penyelenggara MTQ Mahasiswa berikutnya.
Sarasehan ini dihadiri oleh Wamendik Musliar Kasim yang menyampaikan tentang pentingnya Perguruan Tinggi memberikan bekal softskill berupa keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis, keterampilan berpikir kritis dan jernih serta kecintaan kepada bangsa, selain menyampaikan paparan tentang program Kemdikbud terkait bantuan biaya pendidikan bagi siswa dan mahasiswa miskin. MTQ direncanakan akan ditutup oleh Wamendik pada tanggal 28 Juni 2013 Pukul 19.00. (wws